I.
PENDAHULUAN
Istilah psikologi berasal dari
bahasa inggris yaitu Psychology yang sekarang ini telah menjadi kata Indonesia dan merupakan
istilah yang menunjukan kepada suatu disiplin ilmu tertentu yang sebelumnya
dikenal dengan istilah ilmu
jiwa. Ilmu jiwa maupun psikologi sebanarnya,
secara etimologi berasal dari sumber yang sama, yaitu dari kata yunani ‘Psyche’
yang berarti jiwa dan ‘Logos’ yang di artikan dengan ilmu, sehingga sebenarnya
istilah psikologi dan ilmu jiwa hanyalah pengalihan bahasa saja atau terjemah langsung
dari kata-kata Yunani tersebut.
Dalam kehidupan
sehari-hari terkadang kita mendengar yang namanya psikologi, yang mana dalam
psikologi kita akan tau kondisi paserta didik yang terkadang sudah bosan dan
malas dengan pendidikanyaketika dalam proses belajar mengajar.
Metode merupakan hal
yang sangat penting dalam proses belajar mengajar dilembaga pendidikan. Apabila
proses pendidikan tidak menggunakan metode yang tepat maka akan sulit untuk
mendapatkan tujuan pembelajaran yang diharapkan. Kendala menggunakan metode yang tepat dalam
mengajar banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor: keterampilan guru belum
memadai, kurangnya sarana dan prasarana, kondisi lingkungan pendidikan dan
kebijakan lembaga pendidikan yang belum menguntungkan pelaksanaan kegiatan
belajar mengajar yang variatif.
II.
RUMUSAN MASALAH
A.
Apa pengertian metode psikologi anak?
B.
Metode apa saja yang digunakan pada psikologi anak?
III.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Metode Psikologi Anak
Menurut bahasa “metode” berasal dari bahasa
Yunani “methodos” yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sedangkan menurut
istilah, metode merupakan cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu
pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia juga mengartikan
bahwa metode diartikan sebagai cara teratur yang
digunakan untuk melaksanakan suatu
pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang di kehendaki, atau cara kerja yang
bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang
di tentukan.[1]
Psikologi anak adalah cabang psikologi yang
mempelajari perubahan dan perkembangna struktur jasmani, prilaku, dan fungsi
mental.[2]
Psikologi anak ini merupakan sebuah pengetahuan yang mempelajari tentang
persamaan dan perbedaan fungsi-fungsi psikologi sepanjang hidup. Mempelajari
bagaimana proses berfikir pada anak, dan bagaimana keperibadian seorang anak
berubah dan berkembang.
Jadi, metode psikologi anak adalah suatu cara
yang digunakan untuk mengetahui perubahan dan perkembangan yang terjadi pada
setiap anak. Banyak ahli
pendidikan, dan ahli teologi memberikan pandangan mengenai anak dan latar
belakang perkembanganya serta pengaruh-pengaruh keturunan dan lingkungan hidup
terhadap kejiwaan anak.[3]
Oleh sebab itu, untuk mengetahui latar belakang perkembangan anak, dan kejiwaan
seorang anak di perlukanlah sebuah metode untuk mengetahui kondisi psikologi
anak.
Isi kejiwaan anak ketika seorang anak itu
dilahirkan ibarat kertas putih yang masih kosong, artinya bagaimana nanti
bentuk , warna, dan corak kertas itu tergantung pada cara kertas itu ditulisi.
Kondisi lingkungan dan pengalaman menjadi pengaruh yang sangat penting terhadap
perkembangan anak. Anak adalah pribadi yang masih bersih dan peka terhadap
rangsangan-rangsangan yang berasal dari lingkungan. Disini peran orang tua
menjadi sangat penting untuk mengisi secarik kertas kosong itu mulai dari ia di
lahirkan.
B. Macam-Macam Metode Psikologi Anak
Tingkah laku dapat dipelajari dengan berbagai
cara, di antaranya dengan memperhatikan, menghayati, menerangkan apa yang
terjadi dalam proses kejiwaan. Akan tetapi tidak ada cara tertentu untuk
digunakan dalam semua keadaan karena proses kejiwaan itu sendiri tidak pernah
sama. Sewaktu-waktu ia akan berubah sehingga tidak mungkin membagi-baginya,
apalagi hendak memasukkan kejiwaan itu ke dalam golongan-golongan tertentu.
Cara yang dipergunakan
untuk anak-anak pada dasarnya ada persamaannya dengan cara yang dipergunakan
untuk orang dewasa. Penyelidikan terhadap anak-anak harus lebih hati-hati
dilakukan karena ada perbedaan antara kejiwaan anak dengan kejiwaan orang
dewasa, cara-cara penyelidikan yang biasa digunakan para ahli diantaranya
adalah:
1.
Metode pengamatan (observasi)
Bila ingin menyelidiki tingkah laku anak
misalnya bagaimana ia bermain, kita harus mengamati anak-anak itu dari kejauhan
tanpa mereka ketahui. Kita dapat mencatat
tingkah laku yang kelihatan. Hendaknya pekerjaan mencatat itu dilakukan dengan
teliti dan dicatat secepat-cepatnya. Pengamatan ini dapat ditujukan kepada anak
secara terus menerus, atau ditujukan kepada beberapa anak secara bergantian.[4] Adapun pengamatan yang dapat dilakukan yaitu:
a. Introspeksi,
merupakan pengamatan yang dilakukan dengan sengaja memperhatikan atau
mempelajari proses kejiwaan pada diri sendiri disebut introspeksi. Melakukan
introspeksi berarti mempelajari jiwa sendiri, kesadaran tentang jiwa sendiri
yang dapat dikenal secara langsung. Itulah sebabnya para ahli tidak sependapat
untuk menggunakan metode ini untuk anak-anak.
August
Comte, seorang ahli filsafat bangsa Prancis, mengatakan bahwa introspeksi tidak
objektif, tidak dapat sekaligus digunakan untuk maksud menghayati dan
mempelajari proses kejiwaan yag sedang dialami. Tokoh kedua, William Strern,
seorang bangsa Jerman, mengemukakan bahwa dengan cara introspeksi masih ada
bagian-bagian kejiwaan yang tidak dapat diselidiki atau diketahui yaitu
bagian-bagian yang ada di luar batas kesadaran dimana hasil yang diperoleh
selalu kurang lengkap.
b. Ekstrospeksi,
merupakan pengamatan yang dilakukan dengan maksud mempelajari kejiwaan orang
lain disebut ekstropeksi. Hanya pekerjaan kejiwaan pada diri sendiri yang
langsung dapat dipelajari. Pekerjaan kejiwaan pada diri orang lain hanya dapat
kita duga. Hal-hal yang dapat diperhatikan hanya terbatas pada unsur-unsur yang
dapat ditangkap panca indra.[5]
Dengan
memperhatikan perubahan roman muka dan perbuatan yang dilakukan orang lain,
kemudian kita coba menduga isi hatinya untuk mengetahui apa yang sedang
dipikirkannya. Bila cara memperhatikannya dilakukan lebih teratur dan seksama,
dapat diharapkan akan diperoleh kesimpulan yang mendekati kenyataan.
Selain pengamatan yang bisa
kita lakukan seperti yang tertulis di atas ada juga metode
obeservasi yang dapat di gunakan untuk
mengamati tingkah laku dari anak , yang mana pengamatan ini dapat dibedakan
atas dua jenis, yakni:
1).
Observasi Alami (Natural Observasi)
Observasi
alami adalah pencatatan data mengenai tingkah laku yang terjadi sehari-hari
secara alami atau wajar.
Jadi dalam pencatatannnya terhadap kehidupan anak tanpa mengubah situasi atau
mengontrol dalam sitiasi-situasi yang direncakan.
Misalnya observasi yang dilakukan kehidupan anak dari jam sekian
sampai jam sekian, apa saja yang dilakukan, mislanya yang berhubungan dengan
perkembangan tertentu dilihat dari aspek kepribadiannya
2).
Observai terkontrol
Observasi terkontrol dilakukan bilamana lingkungan tempat anak berada di ubah
sedemikian rupa sesuai dengan tujuan penelitian, sehingga bermacam-macam
reaksi tingkah laku anak diharapkan timbul.
Mislanya; seorang anak yang ingin diketahui reaksi dan sikapnya terhadap
lingkungan pergaulannya, akan diobservasi dilingkungan sosial yang sudah
direncanakan.
2.
Metode eksperimen
Penggunaan eksperimen terhadap anak-anak hanya
terbatas pada penyelidikan yang dapat diamati dengan alat indera karena
gejala-gejala jiwa yang bersifat rohaniah masih sangat samar-samar.
Metode eksperimen umumnya dimulai dengan
hipotesis yakni prediksi atau peramalan. Proses eksperimen dimulai dengan
pembagian kelompok. Pertama, kelompok yang tidak mengalami perlakuan khusus.
Kelompok ini selanjutnya disebut sebagai kelompok kontrol. Kelompok lainya
menerima perlakuan khusus. Kelompok ini yang kemudian disebut sebagai kelompok
eksperimen. Adapun yang dilakukan terhadap kelompok eksperimen adalah perlakuan
yang secara khusus dibuat untuk menghasilkan situasi yang diinginkan.
Diwaktu mengadakan eksperimen-eksperimen
terdapat persyaratan-persyaratan, antara lain:
1)
Dapat diulang-ulang
dengan hasil yang sama.
2)
Adanya problem atau
hipotesis yang akan diuji.
3)
Faktor yang
mempengaruhi proses eksperimen dapat dikontrol, kecuali satu faktor yang dapat
diubah-ubah.
4)
Dapat ditentukan
terlebih dahulu apa yang akan teradi dan kapan waktu terjadinya.
Yang perlu diingat dari metode ini adalah
prinsip dasarnya yang memanipulasi kondisi dan manusia dilihat sebagai
organisme yang sama (tidak ada perbedaan individual). Dengan demikian, metode
ini hanya mencari hukum-hukum saja mengenai tingkah laku dan kurang
memperhatikan perbedaan-perbedaan individual.[6]
3. Metode tes
Alfred Binet dan Simon, dua orang ilmuan
bangsa Perancis telah memperkenalkan sekala intelejensi untuk pertama kali pada
tahun 1905. Sekalabinet terdiri dari 45 pertanyaan, masing-mansing 5 pertanyaan
untuk tingkat usia tertentu, jenjang pertanyaan yang paling mudah untuk usia 3
tahun, jenjang pertanyaan yang paling sukar untuk usia 15 tahun. Pengukuran
kecerdasan dengan menggunakan tes Binet Simon diperkenalkan oleh L.M. Terman
dalam bukunya, The Measurement of
Intelligence,1916. Kemudian Terman dan M.A. Merrill melakukan penyempurnaan
untuk kedua kalinya pada tahun 1927. Dari hasil penyempurnaan itu mereka memperkenalkan
lima tingkat kecerdasan, yaitu sangat bodoh, bodoh, normal, pamdai, dan cerdas.[7]
4.
Metode klinis
Suatu bentuk penelitian yang khusus ditujukan
kepada anak-anak ialah dengan cara mengamati, mengajak bercakap-cakap, dan
tanya jawab. Penggunaan metode klinis merupakan gabungan eksperimen dan
observasi. Pelaksanaannya dilakukan dengan cara mengamati tingkah laku anak atas
suatu pertimbangan bahwa anak itu sendiri belum mampu menggungkapkan isi
pikiran dan perasaannya dengan bahasa yang lancar. Cara untuk memudahkan tanya
jawab dalam pelaksanaannya menggunakan daftar pertanyaan yang memberi petunjuk
kepada si penanya (peneliti) tentang apa saja yang harus diperhatikan.
5.
Metode pengumpulan
a)
Angket
Bentuk angket berupa daftar pertanyaan yang
disusun secara sistematis untuk mendapatkan data-data dan informasi dari objek
yang akan dipelajari. Daftar pertanyaan itu disampaikan kepada anak (responden)
untuk memperoleh data dan informasi. Kemudian dilakukan pengolahan dan analisa
terhadap data-data dan informasi yang terkumpul. Usaha penelitian pada
anak-anak dengan menggunakan angket kadang-kadang mengalami hambatan karena anak
itu sendiri belum menyadari akan manfaatnya bagi dunia pendidikan di masa
mendatang.
Keuntungan angket adalah daya sebarnya yang
luas kepada masyarakat. Angket yang dalam menanganinya tak perlu pengamat
sebanyak pengisi angket sehingga waktu pengumpulan data menjadi singkat.
Kelemahan angket adalah bahwa alat ini tidak
mampu menggali ekspresi-ekspresi wajah, gerak, perasaan dan lain-lain dan data
yang dapat digali pun sangat terbatas. Sebaliknya, angket berdaya jangkau luas
dan tidak memerlukan keahlian khusus untuk mengumpulkan datanya. Angket juga
mudah dikumpulkan dalam jumlah besar, wilayah yang luas dan dalam tempo yang
tidak terlampau lama. Dengan demikian, untuk survei-survei yang membutuhkan
data dari sejumlah besar orang biasanya digunakan angket.[8]
b)
Biografi
Jiwa anak dapat dipahami dengan mempelajari
riwayat hidupnya, baik yang mereka tulis sendiri maupun yang dituliskan orang
lain mengenai dirinya. Kedua karya itu dapat mengungkapakan jiwa orang yang
memiliki biografi itu. Riwayat hidup yang ditulis sendiri oleh orang yang punya
riwayat dinamakan autobiografi. Riwayat hidup yang ditulis orang lain dinamakan
biografi. Kedua riwayat hidup itu menjadi sumber yang berharga untuk
mendapatkan bahan-bahan yang dapat digunakan untuk meneliti kejiwaan anak yang
sedang diselidiki.
c)
Buku harian
Menyelidiki jiwa anak melalui buku
hariannya dipelopori oleh Chalotte Buhler. Biasanya anak pebertas suka menuli
harian buku itu sangat bermanfaat untuk mengungkapkan kejiwaan. Buku harian
yang dibuat anak di masa pubertasnya harus hati-hati mempelajarinya. Alasan
pertama karena tidak memberikan kesan-kean yang umum. Kedua, karena hanya
sedikit anak-anak yang suka membuat buku harian untuk jangka waktu yang lama.
Alasan lainnya, kalangan tertentu tidak menulis buku hariannya dengan teratur
dan sistematis sehingga tidak mungkin menjadikan buku harian itu sebagai
pedoman untuk memahami keadaan remaja.[9]
Ada yang hamper-hampir sama dengan buku
harian, yaitu kenang-kenangan masa muda. Penulisan kenang-kenangan masa muda
sangat bergantung pada kemampuan ingatan orang yang menulisnya. Kita harus
hati-hati mempelajarinya, sebab kalangan remaja gemar melukiskan hal-hal yang
mengagumkan, hal-hal yang indah-indah saja, sedangkan kenyataan yang sebenarnya
sering ia lupakan.
Metode pengumpulan ini dipergunakan untuk
menyelidiki gejala jiwa anak dengan cara mengumpulkan gambar foto-foto
kesukaannya, alat-alat permainan, karangan-karangan popular, lagu-lagu kesukaan
dan sebagainya.
IV.
Kesimpulan
Metode psikologi anak adalah suatu
cara yang digunakan untuk mengetahui perubahan dan perkembangan yang terjadi
pada setiap anak. Ada beberapa metode
yang dapat dilakukan dalam psikologi anak yaitu:
a. metode pengamatan (observasi).
dibagi 2;
introspeksi dan ekstraspeksi.
b. metode eksperimen.
c. metode tes.
d. metode klinis.
e. metode pengumpulan.
dibagi 3; angket, biografi, dan buku harian.
Para peneliti disini telah melakukan
berbagai pendekatan tertentu yang mempunyai tujuan untuk mendapatkan analisa
dari suatu grjala yan terjadi dalam suatu proses perkembangan anak. Pada
pemakaian metode yang terpadu menambah kemungkinan untuk memperoleh pengertian
mengenai hubungan gejala perkembangan satu dengan yang lain, baik yang mengenai
tingkah laku, pendapat maupun kondisi tertentu dalam proses perkembangan
seorang anak. Maka dari itu, kita harus mengetahui tahap yang dilakukan seorang
peneliti untuk mendapatkan data. Sehingga, bila suatu saat nanti kita
dihadapkan pada lingkungan yang menuntut kita untuk terjun pada analisa dunia
perkembangan anak, kita mengetahui berbagai hal yang bersangkutan dengan
perkembangan anak tersebut.
V.
Penutup
Demikian pengertian makalah metode
psikologi anak, kami menyadari bahwa penyusunan masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, kami meminta kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki
makalah kami kedepan dan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua.
Amin. .
Daftar Pustaka
Desmita. Psikologi Perkembangan. Bandung:PT
Remaja Rosdakarya, 2009.
Gunarsa Singgih D. Dasar dan Teori
Perkembangan Anak, Jakarta: PT BPK Gunung
Mulia,
1997.
Sarlito W Sarwono. Pengantar Psikolog Umum.Jakarta:PT Rajagarafindo Persada, 2010.
Zulkifli, Psikologi Perkembangan, Bandung: REMAJA ROSDAKARYA, 2005.
http://kapanpunbisa.blogspot.com/2012/06/pengertian-psikologi-anak.html Diunduh pada hari senin tanggal 10 maret jam 12:16 WIB.
Sarlito W Sarwono. Pengantar Psikolog Umum.Jakarta:PT Rajagarafindo Persada, 2010.
Zulkifli, Psikologi Perkembangan, Bandung: REMAJA ROSDAKARYA, 2005.
http://kapanpunbisa.blogspot.com/2012/06/pengertian-psikologi-anak.html Diunduh pada hari senin tanggal 10 maret jam 12:16 WIB.
[2] http://kapanpunbisa.blogspot.com/2012/06/pengertian-psikologi-anak.html Diunduh pada hari
senin tanggal 10 maret jam 12:16
[3]Singgih D. Gunarsa, Dasar dan Teori Perkembangan Anak, (Jakarta PT
BPK Gunung Mulia, 1997). hlm
15.
[6] Sarlito W. Sarwono, Pengantar Psikologi Umum, ( Jakarta: RAJAGRAFINDO
PERSADA, 2010), hlm. 15-16
0 komentar:
Posting Komentar