Diberdayakan oleh Blogger.

Selasa, 25 Maret 2014

METODE PSIKOLOGI ANAK

Posted by Unknown On 06.02 No comments


I.              PENDAHULUAN
Istilah psikologi berasal dari bahasa inggris yaitu Psychology yang sekarang ini telah menjadi kata Indonesia dan merupakan istilah yang menunjukan kepada suatu disiplin ilmu tertentu yang sebelumnya dikenal dengan istilah ilmu jiwa. Ilmu jiwa maupun psikologi sebanarnya, secara etimologi berasal dari sumber yang sama, yaitu dari kata yunani ‘Psyche’ yang berarti jiwa dan ‘Logos’ yang di artikan dengan ilmu, sehingga sebenarnya istilah psikologi dan ilmu jiwa hanyalah pengalihan bahasa saja atau terjemah langsung dari kata-kata Yunani tersebut.
Dalam kehidupan sehari-hari terkadang kita mendengar yang namanya psikologi, yang mana dalam psikologi kita akan tau kondisi paserta didik yang terkadang sudah bosan dan malas dengan pendidikanyaketika dalam proses belajar mengajar.
Metode merupakan hal yang sangat penting dalam proses belajar mengajar dilembaga pendidikan. Apabila proses pendidikan tidak menggunakan metode yang tepat maka akan sulit untuk mendapatkan tujuan pembelajaran yang diharapkan.  Kendala menggunakan metode yang tepat dalam mengajar banyak dipengaruhi oleh beberapa faktor: keterampilan guru belum memadai, kurangnya sarana dan prasarana, kondisi lingkungan pendidikan dan kebijakan lembaga pendidikan yang belum menguntungkan pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang variatif.

II.           RUMUSAN MASALAH
A.       Apa pengertian metode psikologi anak?
B.        Metode apa saja yang digunakan pada psikologi anak?

III.        PEMBAHASAN
A.       Pengertian Metode Psikologi Anak
Menurut bahasa “metode” berasal dari bahasa Yunani “methodos” yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sedangkan menurut istilah, metode merupakan cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia juga mengartikan bahwa metode diartikan sebagai cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang di kehendaki, atau cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang di tentukan.[1]
Psikologi anak adalah cabang psikologi yang mempelajari perubahan dan perkembangna struktur jasmani, prilaku, dan fungsi mental.[2] Psikologi anak ini merupakan sebuah pengetahuan yang mempelajari tentang persamaan dan perbedaan fungsi-fungsi psikologi sepanjang hidup. Mempelajari bagaimana proses berfikir pada anak, dan bagaimana keperibadian seorang anak berubah dan berkembang.
Jadi, metode psikologi anak adalah suatu cara yang digunakan untuk mengetahui perubahan dan perkembangan yang terjadi pada setiap anak. Banyak ahli pendidikan, dan ahli teologi memberikan pandangan mengenai anak dan latar belakang perkembanganya serta pengaruh-pengaruh keturunan dan lingkungan hidup terhadap kejiwaan anak.[3] Oleh sebab itu, untuk mengetahui latar belakang perkembangan anak, dan kejiwaan seorang anak di perlukanlah sebuah metode untuk mengetahui kondisi psikologi anak.
Isi kejiwaan anak ketika seorang anak itu dilahirkan ibarat kertas putih yang masih kosong, artinya bagaimana nanti bentuk , warna, dan corak kertas itu tergantung pada cara kertas itu ditulisi. Kondisi lingkungan dan pengalaman menjadi pengaruh yang sangat penting terhadap perkembangan anak. Anak adalah pribadi yang masih bersih dan peka terhadap rangsangan-rangsangan yang berasal dari lingkungan. Disini peran orang tua menjadi sangat penting untuk mengisi secarik kertas kosong itu mulai dari ia di lahirkan.
B.     Macam-Macam Metode Psikologi Anak
Tingkah laku dapat dipelajari dengan berbagai cara, di antaranya dengan memperhatikan, menghayati, menerangkan apa yang terjadi dalam proses kejiwaan. Akan tetapi tidak ada cara tertentu untuk digunakan dalam semua keadaan karena proses kejiwaan itu sendiri tidak pernah sama. Sewaktu-waktu ia akan berubah sehingga tidak mungkin membagi-baginya, apalagi hendak memasukkan kejiwaan itu ke dalam golongan-golongan tertentu.
Cara yang dipergunakan untuk anak-anak pada dasarnya ada persamaannya dengan cara yang dipergunakan untuk orang dewasa. Penyelidikan terhadap anak-anak harus lebih hati-hati dilakukan karena ada perbedaan antara kejiwaan anak dengan kejiwaan orang dewasa, cara-cara penyelidikan yang biasa digunakan para ahli diantaranya adalah:
1.      Metode pengamatan (observasi)
Bila ingin menyelidiki tingkah laku anak misalnya bagaimana ia bermain, kita harus mengamati anak-anak itu dari kejauhan tanpa  mereka ketahui. Kita dapat mencatat tingkah laku yang kelihatan. Hendaknya pekerjaan mencatat itu dilakukan dengan teliti dan dicatat secepat-cepatnya. Pengamatan ini dapat ditujukan kepada anak secara terus menerus, atau ditujukan kepada beberapa anak secara bergantian.[4] Adapun pengamatan yang dapat dilakukan yaitu:
a.         Introspeksi, merupakan pengamatan yang dilakukan dengan sengaja memperhatikan atau mempelajari proses kejiwaan pada diri sendiri disebut introspeksi. Melakukan introspeksi berarti mempelajari jiwa sendiri, kesadaran tentang jiwa sendiri yang dapat dikenal secara langsung. Itulah sebabnya para ahli tidak sependapat untuk menggunakan metode ini untuk anak-anak.
     August Comte, seorang ahli filsafat bangsa Prancis, mengatakan bahwa introspeksi tidak objektif, tidak dapat sekaligus digunakan untuk maksud menghayati dan mempelajari proses kejiwaan yag sedang dialami. Tokoh kedua, William Strern, seorang bangsa Jerman, mengemukakan bahwa dengan cara introspeksi masih ada bagian-bagian kejiwaan yang tidak dapat diselidiki atau diketahui yaitu bagian-bagian yang ada di luar batas kesadaran dimana hasil yang diperoleh selalu kurang lengkap.
b.        Ekstrospeksi, merupakan pengamatan yang dilakukan dengan maksud mempelajari kejiwaan orang lain disebut ekstropeksi. Hanya pekerjaan kejiwaan pada diri sendiri yang langsung dapat dipelajari. Pekerjaan kejiwaan pada diri orang lain hanya dapat kita duga. Hal-hal yang dapat diperhatikan hanya terbatas pada unsur-unsur yang dapat ditangkap panca indra.[5]
     Dengan memperhatikan perubahan roman muka dan perbuatan yang dilakukan orang lain, kemudian kita coba menduga isi hatinya untuk mengetahui apa yang sedang dipikirkannya. Bila cara memperhatikannya dilakukan lebih teratur dan seksama, dapat diharapkan akan diperoleh kesimpulan yang mendekati kenyataan.
Selain pengamatan yang bisa kita lakukan seperti yang tertulis di atas ada juga  metode obeservasi yang dapat di gunakan untuk mengamati tingkah laku dari anak , yang mana pengamatan ini dapat dibedakan atas dua jenis, yakni:
1).  Observasi Alami (Natural Observasi)
Observasi alami adalah pencatatan data mengenai tingkah laku yang terjadi sehari-hari secara alami atau wajar. Jadi dalam pencatatannnya terhadap kehidupan anak tanpa mengubah situasi atau mengontrol dalam sitiasi-situasi yang direncakan.
       Misalnya observasi yang dilakukan kehidupan anak dari  jam sekian sampai jam sekian, apa saja yang dilakukan, mislanya yang berhubungan dengan perkembangan tertentu dilihat  dari aspek  kepribadiannya
2).  Observai terkontrol
       Observasi terkontrol dilakukan bilamana lingkungan tempat anak berada di ubah sedemikian rupa sesuai dengan tujuan penelitian,  sehingga bermacam-macam reaksi tingkah laku anak diharapkan timbul.
       Mislanya; seorang anak yang ingin diketahui  reaksi dan sikapnya terhadap lingkungan pergaulannya, akan diobservasi dilingkungan sosial yang sudah direncanakan.  

2.      Metode eksperimen
Penggunaan eksperimen terhadap anak-anak hanya terbatas pada penyelidikan yang dapat diamati dengan alat indera karena gejala-gejala jiwa yang bersifat rohaniah masih sangat samar-samar.
Metode eksperimen umumnya dimulai dengan hipotesis yakni prediksi atau peramalan. Proses eksperimen dimulai dengan pembagian kelompok. Pertama, kelompok yang tidak mengalami perlakuan khusus. Kelompok ini selanjutnya disebut sebagai kelompok kontrol. Kelompok lainya menerima perlakuan khusus. Kelompok ini yang kemudian disebut sebagai kelompok eksperimen. Adapun yang dilakukan terhadap kelompok eksperimen adalah perlakuan yang secara khusus dibuat untuk menghasilkan situasi yang diinginkan.
Diwaktu mengadakan eksperimen-eksperimen terdapat persyaratan-persyaratan, antara lain:
1)         Dapat diulang-ulang dengan hasil yang sama.
2)         Adanya problem atau hipotesis yang akan diuji.
3)         Faktor yang mempengaruhi proses eksperimen dapat dikontrol, kecuali satu faktor yang dapat diubah-ubah.
4)         Dapat ditentukan terlebih dahulu apa yang akan teradi dan kapan waktu terjadinya.
Yang perlu diingat dari metode ini adalah prinsip dasarnya yang memanipulasi kondisi dan manusia dilihat sebagai organisme yang sama (tidak ada perbedaan individual). Dengan demikian, metode ini hanya mencari hukum-hukum saja mengenai tingkah laku dan kurang memperhatikan perbedaan-perbedaan individual.[6]
3.      Metode tes
Alfred Binet dan Simon, dua orang ilmuan bangsa Perancis telah memperkenalkan sekala intelejensi untuk pertama kali pada tahun 1905. Sekalabinet terdiri dari 45 pertanyaan, masing-mansing 5 pertanyaan untuk tingkat usia tertentu, jenjang pertanyaan yang paling mudah untuk usia 3 tahun, jenjang pertanyaan yang paling sukar untuk usia 15 tahun. Pengukuran kecerdasan dengan menggunakan tes Binet Simon diperkenalkan oleh L.M. Terman dalam bukunya, The Measurement of Intelligence,1916. Kemudian Terman dan M.A. Merrill melakukan penyempurnaan untuk kedua kalinya pada tahun 1927. Dari hasil penyempurnaan itu mereka memperkenalkan lima tingkat kecerdasan, yaitu sangat bodoh, bodoh, normal, pamdai, dan cerdas.[7]
4.      Metode klinis
Suatu bentuk penelitian yang khusus ditujukan kepada anak-anak ialah dengan cara mengamati, mengajak bercakap-cakap, dan tanya jawab. Penggunaan metode klinis merupakan gabungan eksperimen dan observasi. Pelaksanaannya dilakukan dengan cara mengamati tingkah laku anak atas suatu pertimbangan bahwa anak itu sendiri belum mampu menggungkapkan isi pikiran dan perasaannya dengan bahasa yang lancar. Cara untuk memudahkan tanya jawab dalam pelaksanaannya menggunakan daftar pertanyaan yang memberi petunjuk kepada si penanya (peneliti) tentang apa saja yang harus diperhatikan.
5.      Metode pengumpulan
a)         Angket
Bentuk angket berupa daftar pertanyaan yang disusun secara sistematis untuk mendapatkan data-data dan informasi dari objek yang akan dipelajari. Daftar pertanyaan itu disampaikan kepada anak (responden) untuk memperoleh data dan informasi. Kemudian dilakukan pengolahan dan analisa terhadap data-data dan informasi yang terkumpul. Usaha penelitian pada anak-anak dengan menggunakan angket kadang-kadang mengalami hambatan karena anak itu sendiri belum menyadari akan manfaatnya bagi dunia pendidikan di masa mendatang.
Keuntungan angket adalah daya sebarnya yang luas kepada masyarakat. Angket yang dalam menanganinya tak perlu pengamat sebanyak pengisi angket sehingga waktu pengumpulan data menjadi singkat.
Kelemahan angket adalah bahwa alat ini tidak mampu menggali ekspresi-ekspresi wajah, gerak, perasaan dan lain-lain dan data yang dapat digali pun sangat terbatas. Sebaliknya, angket berdaya jangkau luas dan tidak memerlukan keahlian khusus untuk mengumpulkan datanya. Angket juga mudah dikumpulkan dalam jumlah besar, wilayah yang luas dan dalam tempo yang tidak terlampau lama. Dengan demikian, untuk survei-survei yang membutuhkan data dari sejumlah besar orang biasanya digunakan angket.[8]
b)         Biografi
Jiwa anak dapat dipahami dengan mempelajari riwayat hidupnya, baik yang mereka tulis sendiri maupun yang dituliskan orang lain mengenai dirinya. Kedua karya itu dapat mengungkapakan jiwa orang yang memiliki biografi itu. Riwayat hidup yang ditulis sendiri oleh orang yang punya riwayat dinamakan autobiografi. Riwayat hidup yang ditulis orang lain dinamakan biografi. Kedua riwayat hidup itu menjadi sumber yang berharga untuk mendapatkan bahan-bahan yang dapat digunakan untuk meneliti kejiwaan anak yang sedang diselidiki.
c)         Buku harian
Menyelidiki jiwa anak melalui buku hariannya dipelopori oleh Chalotte Buhler. Biasanya anak pebertas suka menuli harian buku itu sangat bermanfaat untuk mengungkapkan kejiwaan. Buku harian yang dibuat anak di masa pubertasnya harus hati-hati mempelajarinya. Alasan pertama karena tidak memberikan kesan-kean yang umum. Kedua, karena hanya sedikit anak-anak yang suka membuat buku harian untuk jangka waktu yang lama. Alasan lainnya, kalangan tertentu tidak menulis buku hariannya dengan teratur dan sistematis sehingga tidak mungkin menjadikan buku harian itu sebagai pedoman untuk memahami keadaan remaja.[9]
Ada yang hamper-hampir sama dengan buku harian, yaitu kenang-kenangan masa muda. Penulisan kenang-kenangan masa muda sangat bergantung pada kemampuan ingatan orang yang menulisnya. Kita harus hati-hati mempelajarinya, sebab kalangan remaja gemar melukiskan hal-hal yang mengagumkan, hal-hal yang indah-indah saja, sedangkan kenyataan yang sebenarnya sering ia lupakan.
Metode pengumpulan ini dipergunakan untuk menyelidiki gejala jiwa anak dengan cara mengumpulkan gambar foto-foto kesukaannya, alat-alat permainan, karangan-karangan popular, lagu-lagu kesukaan dan sebagainya.

IV.       Kesimpulan
Metode psikologi anak adalah suatu cara yang digunakan untuk mengetahui perubahan dan perkembangan yang terjadi pada setiap anak. Ada beberapa metode yang dapat dilakukan dalam psikologi anak yaitu:
a.       metode pengamatan (observasi).
dibagi 2; introspeksi dan ekstraspeksi.
b.      metode eksperimen.
c.       metode tes.
d.      metode klinis.
e.       metode pengumpulan.
 dibagi 3; angket, biografi, dan buku harian.
      Para peneliti disini telah melakukan berbagai pendekatan tertentu yang mempunyai tujuan untuk mendapatkan analisa dari suatu grjala yan terjadi dalam suatu proses perkembangan anak. Pada pemakaian metode yang terpadu menambah kemungkinan untuk memperoleh pengertian mengenai hubungan gejala perkembangan satu dengan yang lain, baik yang mengenai tingkah laku, pendapat maupun kondisi tertentu dalam proses perkembangan seorang anak. Maka dari itu, kita harus mengetahui tahap yang dilakukan seorang peneliti untuk mendapatkan data. Sehingga, bila suatu saat nanti kita dihadapkan pada lingkungan yang menuntut kita untuk terjun pada analisa dunia perkembangan anak, kita mengetahui berbagai hal yang bersangkutan dengan perkembangan anak tersebut.

V.             Penutup
Demikian pengertian makalah metode psikologi anak, kami menyadari bahwa penyusunan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami meminta kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki makalah kami kedepan dan semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Amin. .




Daftar Pustaka
Desmita. Psikologi Perkembangan. Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2009.
Gunarsa Singgih D. Dasar dan Teori Perkembangan Anak, Jakarta: PT BPK Gunung Mulia,
1997.
Sarlito W Sarwono. Pengantar Psikolog Umum.Jakarta:PT Rajagarafindo Persada, 2010.

Zulkifli, Psikologi Perkembangan, Bandung: REMAJA ROSDAKARYA, 2005.
http://kapanpunbisa.blogspot.com/2012/06/pengertian-psikologi-anak.html
Diunduh pada hari senin tanggal 10 maret jam 12:16 WIB.


[1] Desmita. Psikologi Perkembangan. (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2009). hlm 2.
[2]  http://kapanpunbisa.blogspot.com/2012/06/pengertian-psikologi-anak.html Diunduh pada hari senin tanggal 10 maret jam  12:16
[3]Singgih D. Gunarsa, Dasar dan Teori Perkembangan Anak, (Jakarta PT BPK Gunung Mulia, 1997). hlm 15.
[4] Zulkifli, Psikologi Perkembangan, ( Bandung: REMAJA ROSDAKARYA, 2005), hlm. 8
[5] Zulkifli, Psikologi Perkembangan, ( Bandung: REMAJA ROSDAKARYA, 2005), hlm. 9

[6] Sarlito W. Sarwono, Pengantar Psikologi Umum, ( Jakarta: RAJAGRAFINDO PERSADA, 2010), hlm. 15-16
[7] Desmita. Psikologi Perkembangan. (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2009). hlm 2.
[8] Sarwono, Sarlito W. Pengantar Psikolog Umum.(Jakarta:PT Rajagarafindo Persada, 2010).hlm 20.
[9] Zulkifli, Psikologi Perkembangan, ( Bandung: REMAJA ROSDAKARYA, 2005), hlm. 11-12.

0 komentar:

Posting Komentar

Site search

    Blogger news