Diberdayakan oleh Blogger.

Kamis, 18 September 2014



       I.            PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Penilaian dilakukan dalam rangka penjaminan mutu yang dilakukan oleh pendidik di masing-masing satuan pendidikan, dan sebagai pengendali mutu yang diselenggarakan oleh pemerintah. Penilaian sangat bermanfaat untuk memantau kemajuan dan prestasi peserta didik. Penilaian dapat digunakan sebagai alat diagnose kesulitan belajar yang dialami peserta didik. Penilaian memberikan umpan balik bagi peserta didik supaya mengetahui kekuatan dan kelemahannya dalalm proses pencapaian kompetensi. Bagi pendididk, juga berguna untuk review dalam memperbaiki metode, pendekatan dan sumber belajar yang digunakan.

    II.            RUMUSAN MASALAH
A.    Apa pengertian dari penilaian?
B.     Apa pengertian dari fungsi penilaian?
C.     Apa tujuan dari adanya penilaian perilaku?
D.    Bagaimana model praktek penilaian perilaku?

 III.            PEMBAHASAN
A.       Pengertian penilaian
Penilaian merupakan bagian terpenting dari proses pembelajaran. Karena dari proses pembelajaran tersebut guru perlu mengetahui seberapa jauh proses pembelajaran tersebut telah mencapai hasil sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Penilaian merupakan suatu proses untuk mendapatkan informasi tentang perkembangan, prestasi, dan kinerja peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan. Data yang diperoleh pendididk selama pembelajaran berlangsung dapat dijaring dan dikumpulkan melalui prosedur dan alat penilaian yang sesuai dengan kompetensi atau hasil belajar yang akan dinilai. Dari proses ini, diperoleh protet kemampuan peserta didik dalam mencapai sejumlah kompetensi inti dan kompetensi dasar yang tercampur dalam kurikulum.[1]
Penilaian perilaku adalah penilaian terhadap perilaku dan keyakinan siswa terhadap suatu obyek, fenomena, atau masalah. Sikap dapat dibentuk dan merupakan ekspresi perasaan, nilai, atau pandangan hidup yang terkait dengan kecenderungan bertindak seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Perilaku siswa merupakan aspek yang sangat berpengaruh terhadap keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar. Perilaku positif terhadap sesuatu menyebabkan perasaan mampu. Minat berkaitan dengan kecenderungan hati terhadap sesuatu yang akan mendorong tindakan positif untuk menekuni dan meningkatkan intensitas kegiatan pada obyek tertentu.

B.     Fungsi penilaian
Fungsi penilaian dalam pendidikan ialah guru menyadari pentingnya dan perlunya penilaian di sekolah-sekolah hal ini mengetahui prestasinya. Penilaian memiliki fungsi sebagai berikut:
                                               a)         Menggambarkan pencapaian kompetensi peserta didik.
                                               b)         Mengevaluasi hasil belajar dalam rangka peningkatan prestaasi peserta didik baik secara akademik maupun non akademik.
                                               c)         Sebagai alat diagnosis bagi pendidik untuk menentukan apakah peserta didik perlu mengikuti perbaikan atau pengayaan.
                                               d)         Menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang sedang berlangsung guna perbaikan proses pembelajaran berikutnya.
                                               e)         Sebagai informasi bagi pendidik untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan peserta dididk.[2]
Penilaian di sini berfungsi sebagai alat untuk mengetahui seberapa berhasilkah proses belajar mengajar yang terjadi. Selain itu, juga sebagai laporan kemauan belajar siswa yang diberikan kepada orang tua agar orang tuanya mengetahui hasil belajar anaknya dalam bentuk raport yang biasanya diberikan pada akhir semester.
Fungsi penilaian yang lainnya di sini bukan hanya untuk menentukan kemajuan belajar siswa. Fungsi penilaian sebagai berikut:
1)        Penilaian membantu siswa merealisasikan dirinya untuk mengubah atau mengembangkan perilakunya.
2)        Penilaian membantu siswa mendapat kepuasan ayas apa yang telah dikerjakannya.
3)        Penilaian membantu guru untuk menetapkan apakah metode mengajar yang digunakannya telah berhasil.
Fungsi penilaian sebagai alat untuk membantu siswa dalam mewujudkan dan mengubah perilakunya sesuai tata tertib yang ada. Di sini juga siswa mendapat kepuasan atas apa yang akan dikerjakannya yang berupa nilai. Apabila mereka bersungguh-sungguh dalam mengerjakan sesuatu maka hasil yang akan didapatkanakan bagus sehingga mereka akan puas dengan hasil yang didapatkannya. Penilaian juga membantu guru dalam menetapkan metode yang akan digunakannya.[3]
C.     Tujuan penilaian
Penilaian siswa mempunyai enam tujuan utama antara lain:
1.      Umpan Balik untuk Siswa
Menurut Bangert-Drows, Kulit, Kulik & Morgan, 1991; Munk &Burrsuck, 1998. Evaluasi teratur memberi mereka umpan balik tentang kekuatan dan kelemahan mereka. Misalanya, andaikanlah seorang guru meminta siswa menulis karangan dan kemudian memberikan kembali evaluasi tertulis. Beberapa siswa mungkin akan menemukan bahwa mereka perlu bekerja lebih banyak tentang isi, yang lain tentang penggunaan kata sifat dan kata keterangan, yang lain lagi tentang mekanika bahasa. Informasi ini akan membantu siswa meningkatkan mutu penulisan mereka jauh lebih banyak daripada suatu nilai tanpa penjelasan.
2.      Umpan Balik untuk Guru
Guru tidak dapat berharap sangat efektif apabila mereka tidak mengetahui apakah siswa telah memahami gagasan utama pelajaran mereka. Pengajuan pertanyaan di kelas dan pengamatan terhadap siswa ketika mereks bekerja akan memberi kepada guru gagasan tentang seberapa baik siswa telah belajar, tetapi dalam banyak mata pelajaran, ulangan singkat yang sering diberikan, penulisan yang lebih jelas tentang kemajuan siswa. Evaluasi juga memberi informasi kepada sekolah dan sekolah tersebut secara keseluruhan, yang dapat digunakan untuk menuntun seluruh upaya reformasi dengan mengidentifikasi di mana saja sekolah atau sub-kelompok dalam sekolah itu memerlukan peningkatan (Hanna &Dettmer, 2004; Lane & Beebe-Frankenberger, 2004; Trumbull &Farr, 200).
3.      Informasi kepada Orang Tua
Pertama, banyak jenis evaluasi sekolah yang rutin dilakukan (angka ujian, bintang, dan serfitikat dan juga nilai kartu laporan) memungkinkan orang tua tetap memperoleh informasi tentang pekerjaan sekolah anak-anak mereka. Misalnya, kalau nilai siswa menurun, orang tua dapat mengetahui alasanya dan mungkin dapat membantu siswa tersebut kembali ke keadaan semula. Kedua, nilai dan evaluasi lainnya menyediakan sistem penguatan berbasis keluarga tidak resmi. Tanpa banyak mendorong, kebanyakan orang tua secara alami memperkuat anak mereka karena membawa pulang nilai yang baik, dengan demikian, menjadikan nilai penting dan efektif sebagai insentif (Natriello & Dornbusch, 1984).
4.      Informasi untuk Pemilihan
Fungsi pemilihan-pemilihan ini terjadi secara bertahap selama bertahun-tahun masa sekolah. Pada kelas-kelas awal, siswa dipilih-pilih ke dalam kelompok membaca dan, dalam banyak kasus, ke dalam jalur khusus yang mungkin akan tetap stabil dalam sekian tahun (Slavin, 1987c, 1990). Penjaluran (tracking) makin tersebar luas dari sistematis pada sekolah lanjutan tingkat pertama dan sekolah menengah atas, ketika siswa mulai dipilih ke dalam mata pelajaran yang berbeda (McPartland, Coldiron & Braddock, 1987). Terkait erat dengan pemilihan adalah sertifikasi, penggunaan ujian agar siswa memenuhi syarat untuk kelulusan atau untuk memasuki berbagai pekerjaan.
5.      Informasi untuk Akuntabilitas
Sering evaluasi siswa berperan sebagai data untuk evaluasi guru, sekolah, distrik, atau bahkan negara bagian. Setiap negara bagia mempunyai bentuk program pengujian untuk seluruh negara bagian yang memunginkan negara bagian memberi peringkat bagi setiap sekolah dari sudut kinerja siswa(Gandal & Vranek, 2001; Linn, 2000). Selain ujian negara bagian, distrik sekolah sering menggunakan ujian untuk tujuan serupa (misalnya, di kelas-kelas yang tidak diuji negara bagian). Nilai ujian ini juga sering digunakan untuk mengevaluasi kepala sekolah, guru, dan pemilik sekolah. Akibatnya, ujian ini dianggap sangat serius.
6.      Evaluasi sebagai Intensif
Setelah satu kegunaan penting evaluasi ialah untuk memitivasi siswa guna memberikan upaya terbaik mereka. Pada dasarnya, nilai yang tertinggi , bintang, dan hadiah diberikan sebagai imbalan bagi pekerjaan yang baik. Siswa mengharagai nilai dan hadiah terutama karena orang tua mereka menghargai nilai dan hadiah. Beberapa siswa sekolah menengah atas juga menghargai nilai karena hal itu dianggap penting untuk masuk ke perguruan tinggi pilihan.[4]  
D.    Model Praktik Penilain Perilaku
Penilaian perilaku adalah penilaian terhadap sikap dan keyakinan siswa terhadap suatu obyek, fenomena, atau masalah. Perilaku dapat dibentuk dan merupakan ekspresi perasaan, nilai, atau pandangan hidup yang terkait dengan kecenderungan bertindak seseorang dalam merespon sesuatu/objek. Perilaku terdiri dari tiga komponen, yakni: komponen afektif, komponen kognitif, dan komponen konatif :
1.   Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang atau penilaiannya terhadap sesuatu objek.
2.   Komponen kognitif adalah kepercayaan atau keyakinan seseorang mengenai objek.
3.   Komponen konatif adalah kecenderungan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu berkenaan dengan kehadiran objek sikap.
Secara umum, ada dua hal yang perlu dinilai dalam kaitannya dengan ranah afektif, yakni kompetensi afektif dan sikap dan minat siswa terhadap mata pelajaran dan pembelajaran. Kompetensi afektif yang dicapai dalam pembelajaran berkaitan dengan kemampuan siswa dalam:
a.    memberikan respon atau reaksi terhadap nilai-nilai yang dihadapkan kepadany
b.   menikmati atau menerima nilai, norma, serta objek yang mempunyai nilai etika dan estetika.
c.    menilai (valuing) ditinjau dari segi baik buruk, adil tidak adil, indah tidak indah terhadap objek studi
d.   menerapkan atau mempraktikkan nilai, norma, etika, dan estetika dalam kehidupan sehari-hari.
Perilaku siswa merupakan aspek yang sangat berpengaruh terhadap keterlibatan siswa secara aktif dalam belajar. Perilaku positif terhadap sesuatu menyebabkan perasaan mampu. Minat berkaitan dengan kecenderungan hati terhadap sesuatu yang akan mendorong tindakan positif untuk menekuni dan meningkatkan intensitas kegiatan pada obyek tertentu.  Teknik-teknik yang dapat digunakan untuk penilaian perilaku antara lain: observasi perilaku, pertanyaan langsung, dan laporan pribadi. Teknik-teknik tersebut secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut :
1.   Observasi perilaku
Perilaku seseorang pada umumnya menunjukkan kecenderungan seseorang dalam sesuatu hal. Misalnya orang yang biasa minum kopi dapat dipahami sebagai kecenderungannya yang senang kepada kopi. Oleh karena itu, guru dapat melakukan observasi terhadap peserta didik yang dibinanya. Hasil observasi dapat dijadikan sebagai umpan balik dalam pembinaan. Observasi  perilaku di sekolah dapat dilakukan dengan menggunakan buku catatan khusus tentang kejadian-kejadian berkaitan dengan peserta didik selama di sekolah.
Contoh Isi Buku Catatan Harian
No.
Hari/ tanggal
Nama Peserta Didik
Kejadian (Positif atau Negatif)























Catatan dalam lembaran buku tersebut, selain bermanfaat untuk  merekam dan menilai perilaku peserta didik sangat bermanfaat pula untuk menilai sikap peserta didik serta dapat menjadi bahan dalam penilaian perkembangan peserta didik secara keseluruhan. Selain itu, dalam observasi perilaku dapat juga digunakan daftar cek yang memuat perilaku-perilaku tertentu yang diharapkan muncul dari peserta didik pada umumnya atau dalam keadaan tertentu. Berikut contoh format Penilaian Perilaku.
Contoh Format Penilaian Perilaku dalam praktek IPA
No.
Nama
Perilaku
Nilai
Keterangan
Bekerja sama
Berini-siatif
Penuh Perhatian
Bekerja sistematis
1.
Ruri






2.
Udin






3.
….






4.
….






Catatan: Kolom perilaku diisi dengan angka yang sesuai:
1        = sangat kurang, 2 = kurang, 3 = sedang, 4 = baik, 5 = amat baik
2.    Pertanyaan langsung
Kita juga dapat menanyakan secara langsung tentang perilaku seseorang berkaitan dengan sesuatu hal. Misalnya, bagaimana tanggapan peserta didik tentang kebijakan yang baru diberlakukan di sekolah mengenai “Peningkatan Ketertiban.” Berdasarkan jawaban dan reaksi lain yang tampil dalam memberi jawaban dapat dipahami oleh peserta didik itu terhadap objek perilaku. Dalam penilaian perilaku peserta didik di sekolah, guru juga dapat menggunakan teknik ini dalam menilai sikap dan membina peserta didik.
3.   Laporan pribadi
Melalui penggunaan teknik ini di sekolah, peserta didik diminta membuat ulasan yang berisi pandangan atau tanggapannya tentang suatu masalah, keadaan, atau hal yang menjadi objek sikap. Misalnya, peserta didik diminta menulis pandangannya tentang “Perubahan Iklim” yang terjadi akhir-akhir ini di Indonesia. Dari ulasan yang dibuat oleh peserta didik tersebut dapat dibaca dan dipahami kecenderungan sikap yang dimilikinya.[5]

 IV.            PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Pengertian penilaian
Penilaian merupakan bagian terpenting dari proses pembelajaran. Karena dari proses pembelajaran tersebut guru perlu mengetahui seberapa jauh proses pembelajaran tersebut telah mencapai hasil. Penilaian merupakan suatu proses untuk mendapatkan informasi tentang perkembangan, prestasi, dan kinerja peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan.
2.      Fungsi Penilaian
Fungsi penilaian dalam pendidikan ialah guru menyadari pentingnya dan perlunya penilaian di sekolah-sekolah hal ini mengetahui prestasinya. Penilaian memiliki fungsi sebagai berikut:
a)      Menggambarkan pencapaian kompetensi peserta didik.
b)      Mengevaluasi hasil belajar dalam rangka peningkatan prestaasi peserta didik baik secara akademik maupun non akademik.
c)      Sebagai alat diagnosis bagi pendidik untuk menentukan apakah peserta didik perlu mengikuti perbaikan atau pengayaan.
d)     Menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang sedang berlangsung guna perbaikan proses pembelajaran berikutnya.
e)      Sebagai informasi bagi pendidik untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan peserta dididk.
3.      Tujuan Penilaian
Penilaian siswa mempunyai enam tujuan utama antara lain:
a)      Umpan Balik untuk Siswa
b)      Umpan Balik untuk Guru
c)      Informasi kepada Orang Tua
d)     Informasi untuk Pemilihan
e)      Informasi untuk Akuntabilitas
f)       Evaluasi sebagai Intensif
4.      Model Praktik Penilain Perilaku
Teknik-teknik tersebut secara ringkas dapat diuraikan sebagai berikut :
a)      Observasi perilaku
b)       Pertanyaan langsung
c)      Laporan pribadi

B.     Penutup
       Demikianlah makalah ini kami susun, kami menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan guna perbaikan makalah selanjutny. Semoga apa yang kami sampaikan dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amiin








[1] Mustaqim dan Abdul Wahib, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 2010, hlm.131
[2] Pedoman Sistem Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik, DIREKTORAT PENDIDIKAN MADRASAH DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA RI, Jakarta, 2010, hlm. 4
[4] Robert E.Slavin, psikologi pendidikan teori dan praktek, Jakarta: PT. Macanan Jaya Cemerlang, 2009, hlm.285-287

0 komentar:

Posting Komentar

Site search

    Blogger news